Seni Mehdi dalam Fatwa Sahabat
Art of Mehdi According to Fatwa Sahaba’s
DOI:
https://doi.org/10.33102/jfatwa.vol15no1.135Keywords:
Fatwa sahabat, Mehdi, Seni berhias, Kebiasaan masyarakatAbstract
The desire to look pretty prompts people to beautify themselves and buy expensive jewelleries. It is no wonder the jewellery industry and those that provide beauty services make great profit every year and grow rapidly. Among the techniques that women have focused on today are the art of Mehdi. The art of henna in decorating these hands and feet seems to be a must for women during every festivities or gatherings. Syara does not prohibit beautifying oneself but it distinguishes between what is necessary and unlawful. Similarly, it places certain limitations on each human act including beautifying, so that the benefits of the world and the hereafter are always preserved. This paper will examine the extent to which the art of Mehdi is agreed upon by the Prophet’s (S.A.W) companions as a form of jewellery and restrictions placed for it. At the same time, how the next generation will address their fatwa in this matter. This study has resulted in several results: there is several fatwa from the sahabah that prohibit the using of Mehndi and it has objectives to be achieved.
ABSTRAK
Keinginan kelihatan cantik mendorong seseorang itu untuk berhias dan memiliki perhiasan yang mahal. Maka tidak hairanlah industri perhiasan dan yang menyediakan khidmat kecantikan mengaut keuntungan besar saban tahun dan dapat berkembang dengan pesat. Antara teknik berhias yang mendapat tumpuan para wanita hari ini adalah seni Mehdi. Seni yang menggunakan inai dalam menghiasi tangan dan kaki ini seakan menjadi satu kemestian bagi para wanita setiap kali menjelangnya hari perayaan atau majlis keramaian. Syara tidak melarang berhias akan tetapi ia membezakan antara yang harus dan haram darinya. Begitu juga ia meletakkan batasan-batasan tertentu bagi setiap perbuatan manusia termasuk berhias, agar kemaslahatan dunia dan akhirat sentiasa terpelihara. Kertas kerja ini akan meninjau sejauh mana seni Mehdi ini dipersetujui oleh para sahabat r.a sebagai sebuah bentuk perhiasan dan batasan yang diletakkan untuknya. Selanjutnya bagaimana pula generasi seterusnya menyikapi fatwa mereka dalam pekara ini. Kajian ini telah membuahkan beberapa hasil diantaranya: larangan Mehdi sabit dalam fatwa sahabat dan fatwa ini mempunyai objektif yang hendak dicapai.
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
The copyright of this article will be vested to author(s) and granted the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under the Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0) license, unless otherwise stated.